Surat Untuk Presiden
Yth. Kepada Bapak Joko Widodo
Presiden
Republik Indonesia
Salam
kenal Bapak,
Bapak pernah mendengar kata
Busrah? Menurut Bapak unikkah kata itu? Satu yang pasti kata itu sangat asing bagi
Bapak. Izinkanlah aku untuk memperkenalkan diriku, Bapak. Aku adalah St.
Nurhilmah Busrah. Tentu Bapak tidak penting untuk mengetahui ini
dibanding dengan urusan-urusan kenegaraan yang Bapak jalankan selalu. Tapi
aku juga tidak tahu mengapa orang yang baru pertama kali mengenalku hanya akan
mengingat kata Busrah dan menyapaku seperti itu.
Aku bukan mau bapak mengingatku seperti itu juga.
Aku tidak marah bahkan tidak malu dipanggil seperti itu. Tapi aku adalah imma.
Namaku imma. Aku adalah seorang pelajar SMA 11 Unggulan Pinrang. Sebuah kota
kecil yang letaknya kurang lebih 185 km di sebelah selatan kota Makassar. Aku
bukannya tidak mau Bapak berkunjung ke kotaku. Tapi memang tidak ada yang dapat
dibanggakan disini. Namun alangkah sebuah kehormatan bagi kami jikalau bapak
suatu saat nanti berkunjung ke kota kami.
Pertama kali mendengar nama Bapak
yaitu ketika Bapak mencalonkan diri sebagai walikota Jakarta. Dan setelah itu
aku makin sering mendengar cerita Bapak saat memimpin kota Solo. Aku pun mulai
mencari informasi-informasi tentang Bapak. Dan aku kagum dengan semua
perubahan-perubahan pesat dalam waktu singkat yang Bapak lakukan di kota Solo.
Bapak merelokasi pedagang barang bekas di Taman
Banjasari untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka. Bapak menjadikan
Taman Balekambang yang tidak terawat menjadi
sebuah taman. Bapak melakukan komunikasi langsung secara rutin dengan
masyarakat. Bapak sangat memikirkan kepentingan publik. Menurut saya bapak
sangat bertanggung jawab dengan kepemimpinan Bapak.
Karena usaha keras Bapak, Bapak bisa
menjadi walikota jakarta, ibukota Indonesia. Belum lama masa kepemimpinan Bapak
berlangsung, Bapak kini telah menjadi Presiden Indonesia. Hal itu membuat saya
makin kagum dengan Bapak.
Satu hal yang juga saya dukung dari
Bapak ketika Bapak memberlakukan sistem sehari dalam seminggu tanpa kendaraan
pribadi bagi pegawai guna mengantisipasi polusi udara di ibukota. Saya sangat
mendukung hal itu.
Menurut World Bank, 70% sumber pencemaran udara
berasal dari hasil buang gas kendaraan bermotor. Dan semua pasti tahu dampak
dari pencemaran udara itu. Dampak terbesar dari itu adalah menyebabkan
menipisnya lapisan ozon(O3) yang seperti sekarang ini terjadi. Ini
akan mempercepat pamanasan global.
Adapun pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di
Indonesia menurut data dari Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia
mencatat, jumlah kendaraan yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada
tahun 2013 mencapai 104,211 juta unit, ini berarti jumlah kendaraan bermotor
naik 11% dari tahun sebelumnya(2012) yang cuma 94,299 juta unit. Jika hal ini
terus berlangsung dan tidak ada upaya untuk menekannya, akan sangat berbahaya.
Bapak, upacara pertama pada semester ini senin
kemarin di sekolahku, aku sempat mendengar amanat yang diberi oleh pembina
upacara waktu itu. Katanya negara-negara
besar di dunia sangat mengharapkan kehadiran Indonesia sebagai paru paru dunia
untuk menekan penipisan lapisan ozon yang terjadi. Karena kerusakannya tidak
dapat diperbaiki melainkan dicegah dan diperlambat. Terus, bagaimana jika di
Indonesia ini sendiri polusi udara sangat memprihatikan? Bagaimana menurut Bapak?
Nah, tujuanku untuk mengirim surat ini kepada bapak
untuk menanyakan apakah aturan negara ini masih perlu dipertegas? Menurut Bapak
bagaimana upaya yang dapat kita lakukan untuk melaksanakan pinta negara-negara
lain yang sangat mengharapkan kehadiran kita?
Bapak, aku hanya sekedar ingin menyampaikan
pendapatku kepada Bapak. Upaya bapak untuk memberlakukan sehari tanpa kendaraan
pribadi bagi pegawai di ibukota itu sangat mengagumkan bagi aku. Walau itu
hanya untuk menekan angka kemacetan di ibukota, tapi menurut aku itu juga
adalah upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara terkhusus
di Indonesia.
Pendapatku Pak, bagaimana jika upaya itu lebih dikembangkan
lagi? Yang tadinya hanya berlaku di ibukota, sekarang diberlakukan di seluruh
bagian wilayah. Terkhusus untuk kota-kota besar di Indonesia. Yang tadinya
hanya berlaku untuk kalangan pegawai saja, sekarang diberlakukan untuk semua
kalangan. Terutama kalangan menengah ke atas yang aktivitas kesehariannya tidak
dipisahkan dengan kendaraan bermotor.
Tidak hanya itu Bapak, ada satu hal lagi yang
menurutku perlu untuk dikembangkan dan dipertegas di negara ini. Hukum untuk
para koruptor negara. Bisa-bisanya para
koruptor masih menemukan celah di tengah kesibukan dan penjagaan ketat.
Menurutku, hukum itu sangat tidak berpengaruh bagi
orang-orang kalangan atas. Hukum itu sepertinya mengecualikan mereka. Sepertinya hukuman tidak membuat
mereka merasa bersalah dengan yang dilakukannya. Mereka masih bisa merasakan kenikmatan di tengah hukuman. Jadi
mereka tidak akan ada kapok-kapoknya untuk berhenti melakukan itu, sehingga hal
ini akan terus berlangsung.
Beberapa waktu yang lalu aku menyaksikan eksekusi
mati terhadap beberapa pengedar narkoba di indonesia. Ini cukup membuat orang
kapok melakukan hal yang salah. Ini bisa membuktikan betapa tegas hukum kita.
Namun bisakah ketegasan itu juga ditingkatkan dalam masalah korupsi?
Pendidikan mengenai korupsi juga harus ditanamkan
dengan tegas sejak dini. Sebagai contoh seorang anak yang diminta orang tuanya
untuk membeli sesuatu, anak itu biasanya tidak mengembalikan uang lebih dari
barang itu, walau itu sangat sedikit. Bahkan biasanya anak itu akan langsung
mengambil barang sebagai pengganti uang itu tanpa diketahui orang tuanya. Orang
tua biasanya tidak peduli dengan hal ini. Ini juga bisa memupuk jiwa korupsi
pada anak anak.
Oleh karena itu hukum negara masih perlu dipertegas
sehingga tidak memberi celah bagi orang-orang untuk dapat membuat kesalahan.
Sekian dari suratku Bapak. Itu hanya pendapatku.
Aku, seseorang yang hanya keluargaku dan semua teman dekatku yang tahu, hanya
secarik kecil kertas yang tahu, bahwa aku hanya seorang murid kelas X SMA di
sebuah kota yang tidak semua orang di Indonesia pasti tahu dimana itu. Orang
terjauh yang mengetahui ini hanya Bapak sendiri, itupun melalui surat ini.
Namun aku bangga menjadi diriku, karena tidak semua pemuda di Indonesia peduli
dengan keselamatan negeri ini.
Hormatku
pada Bapak
St.
Nurhilmah Busrah
Pelajar
SMA 11 Unggulan Pinrang
Komentar
Posting Komentar